Jumat, 09 November 2012


BAB 1 STATISTIKA

A Menyajikan Data dalam Bentuk Diagram
Statistika adalah cabang dari matematika terapan yang mempunyai cara-cara,
maksudnya mengkaji/membahas, mengumpulkan, dan menyusun data, mengolah 
dan menganalisis data, serta menyajikan data dalam bentuk kurva atau diagram, 
menarik kesimpulan, menafsirkan parameter, dan menguji hipotesa yang didasarkan 
pada hasil pengolahan data. Contoh: statistik jumlah lulusan siswa SMA dari tahun 
ke tahun, statistik jumlah kendaraan yang melewati suatu jalan, statistik perdagangan 
antara negara-negara di Asia, dan sebagainya.

1. Diagram Garis
Penyajian data statistik dengan menggunakan diagram berbentuk garis lurus disebut
diagram garis lurus atau diagram garis.Diagram garis biasanya digunakan untuk
menyajikan data statistik yang diperoleh berdasarkan pengamatan dari waktu ke 
waktu secara berurutan.Sumbu X menunjukkan waktu-waktu pengamatan, sedangkan
sumbu Y menunjukkan nilai data pengamatan untuk suatu waktu tertentu. Kumpulan 
waktu dan pengamatan membentuk titik-titik pada bidang XY, selanjutnya kolom dari 
tiap dua titik yang berdekatan tadi dihubungkan dengan garis lurus sehingga akan 
diperoleh diagram garis atau grafik garis.



2. Diagram Lingkaran

Diagram lingkaran adalah penyajian data statistik dengan menggunakan gambar
yang berbentuk lingkaran. Bagian-bagian dari daerah lingkaran menunjukkan 
bagian-bagian atau persen dari keseluruhan. Untuk membuat diagram lingkaran,
terlebih dahulu ditentukan besarnya persentase tiap objek terhadap keseluruhan 
data dan besarnya sudut pusat sektor lingkaran. 


3. Diagram Batang
Diagram batang umumnya digunakan untuk menggambarkan perkembangan nilai 
suatu objek penelitian dalam kurun waktu tertentu. Diagram batang menunjukkan 
keterangan-keterangan dengan batang-batang tegak atau mendatar dan sama lebar 
dengan batang-batang terpisah.

4. Histogram
Dari suatu data yang diperoleh dapat disusun dalam tabel distribusi frekuensi dan
disajikan dalam bentuk diagram yang disebut histogram. Jika pada diagram 
batang, gambar batang-batangnya terpisah maka pada histogram gambar batang-
batangnya berimpit. Histogram dapat disajikan dari distribusi frekuensi tunggal 
maupun distribusi frekuensi bergolong. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh 
berikut ini.

 
5. Poligon Frekuensi
Apabila pada titik-titik tengah dari histogram dihubungkan dengan garis dan 
batang-batangnya dihapus, maka akan diperoleh poligon frekuensi. 
Berdasarkan contoh di atas dapat dibuat poligon frekuensinya seperti gambar 
berikut ini.

 
6. Poligon Frekuensi Kumulatif
Dari distribusi frekuensi kumulatif dapat dibuat grafik garis yang disebut poligon
frekuensi kumulatif. Jika poligon frekuensi kumulatif dihaluskan, diperoleh kurva 
yang disebut kurva ogive.




B. Penyajian Data dalam Bentuk Tabel Distribusi
Frekuensi

Selain dalam bentuk diagram, penyajian data juga dengan menggunakan tabel 
distribusi frekuensi. Berikut ini akan dipelajari lebih jelas mengenai tabel distribusi 
frekuensi tersebut.

1. Distribusi Frekuensi Tunggal
Data tunggal seringkali dinyatakan dalam bentuk daftar bilangan, namun kadangkala
dinyatakan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi tunggal
merupakan cara untuk menyusun data yang relatif sedikit. Perhatikan contoh data 
berikut.
5, 4, 6, 7, 8, 8, 6, 4, 8, 6, 4, 6, 6, 7, 5, 5, 3, 4, 6, 6
8, 7, 8, 7, 5, 4, 9, 10, 5, 6, 7, 6, 4, 5, 7, 7, 4, 8, 7, 6

 
2. Distribusi Frekuensi Bergolong                                                                                               
Tabel distribusi frekuensi bergolong biasa digunakan untuk menyusun data yang
memiliki kuantitas yang besar dengan mengelompokkan ke dalam interval-interval 
kelas yang sama panjang. Perhatikan contoh data hasil nilai pengerjaan tugas 
Matematika dari 40 siswa kelas XI berikut ini.
66 75 74 72 79 78 75 75 79 71
75 76 74 73 71 72 74 74 71 70
74 77 73 73 70 74 72 72 80 70
73 67 72 72 75 74 74 68 69 80
Apabila data di atas dibuat dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi tunggal,
maka penyelesaiannya akan panjang sekali. Oleh karena itu dibuat tabel distribusi
frekuensi bergolong dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Mengelompokkan ke dalam interval-interval kelas yang sama panjang, misalnya
    65 – 67, 68 – 70, … , 80 – 82. Data 66 masuk dalam kelompok 65 – 67.
b. Membuat turus (tally), untuk menentukan sebuah nilai termasuk ke dalam kelas
    yang mana.
c. Menghitung banyaknya turus pada setiap kelas, kemudian menuliskan banyaknya
    turus pada setiap kelas sebagai frekuensi data kelas tersebut. Tulis dalam kolom
    frekuensi.
Istilah-istilah yang banyak digunakan dalam pembahasan distribusi frekuensi
bergolong atau distribusi frekuensi berkelompok antara lain sebagai berikut.
a. Interval Kelas
    Tiap-tiap kelompok disebut interval kelas atau sering disebut interval atau kelas
    saja. Dalam contoh sebelumnya memuat enam interval ini.
    65 – 67 → Interval kelas pertama
    68 – 70 → Interval kelas kedua
    71 – 73 → Interval kelas ketiga
    74 – 76 → Interval kelas keempat
    77 – 79 → Interval kelas kelima
    80 – 82 → Interval kelas keenam
b. Batas Kelas
    Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, angka 65, 68, 71, 74, 77, dan 80
    merupakan batas bawah dari tiap-tiap kelas, sedangkan angka 67, 70, 73, 76, 79,
    dan 82 merupakan batas atas dari tiap-tiap kelas.
c. Tepi Kelas (Batas Nyata Kelas)
    Untuk mencari tepi kelas dapat dipakai rumus berikut ini.
    Tepi bawah = batas bawah – 0,5
    Tepi atas = batas atas + 0,5
    Dari tabel di atas maka tepi bawah kelas pertama 64,5 dan tepi atasnya 67,5, tepi
    bawah kelas kedua 67,5 dan tepi atasnya 70,5 dan seterusnya.
d. Lebar kelas
    Untuk mencari lebar kelas dapat dipakai rumus:
    Lebar kelas = tepi atas – tepi bawah
    Jadi, lebar kelas dari tabel diatas adalah 67,5 – 64,5 = 3.
e. Titik Tengah
    Untuk mencari titik tengah dapat dipakai rumus:
    Titik tengah = 2
    1 (batas atas + batas bawah)
    Dari tabel di atas: titik tengah kelas pertama = 2
    1 (67 + 65) = 66
    titik tengah kedua = 2
    1 (70 + 68) = 69
    dan seterusnya.



Sumber (sma11mat MatematikaProgIPA Nugroho.zip - ZIP archive)